![]() |
Dok. Pemkab Banyuwangi |
idealoka.com – Petani di lereng Gunung Ijen, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kini memiliki penghasilan tambahan. Ini setelah mereka diajak Dinas Pertanian dan Peternakan Banyuwangi untuk memanfaatkan lahan Hutan Tanaman Industri secara tumpangsari. Salah satunya kini mereka berhasil memanen kentang hingga ratusan ton.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas turut menyaksikan proses panen tersebut, Jumat, 13 Oktober 2017. Pemkab Banyuwangi memanfaatkan lahan di lereng Gunung Ijen yang sejatinya merupakan kawasan Hutan Tanaman Industri untuk pertanian yang digarap oleh kelompok tani setempat.
Salah satunya yang terletak di Dusun Bawonan, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, yang menjadi lokasi panen kentang tersebut. Berbagai tamanan sayur seperti kentang, bawang putih, cabai rawit, dan sayuran ditanam di lahan seluas 50 hektare tersebut.
“Pemkab mengajak petani setempat untuk bisa memaksimalkan lahan hutan tersebut. Selama jeda waktu penanaman pohon kembali, petani kami ajak untuk menanam berbagai jenis sayuran agar mereka mendapatkan tambahan penghasilan. Salah satunya adalah tanaman kentang yang dipanen saat ini,” kata Anas.
Anas melanjutkan, dari keseluruhan areal hutan tanaman industri, lahan yang dimanfaatkan untuk pertanian tumpangsari seluas 50 hektar. Sebanyak 30 hektar ditanami kentang dan sisanya ditanami berbagai jenis sayuran seperti kentang, kol, cabai, dan daun bawang.
“Pertanian tumpang sari ini bisa berlangsung 2-3 tahun. Setelah pohon-pohon itu tumbuh besar, maka lahan di bawahnya sudah tidak bisa ditanami lagi karena sinar mataharinya akan tertutup oleh pepohonan,” kata Anas.
Ini merupakan pertama kalinya Banyuwangi mengembangkan tanaman kentang. Dengan binaan Dinas Pertanian Banyuwangi, para petani yang tinggal di kawasan Gunung Ijen, Kecamatan Licin, panen ratusan ton kentang.
"Ini merupakan kawasan binaan pemerintah daerah, sehingga petani di sekitar Gunung Ijen ini, bisa mendapat tambahan pemasukan," kata Anas saat panen bersama petani.
Selain itu, Ijen yang merupakan sebagai destinasi favorit di Banyuwangi akan bertambah daya tariknya bila lahan di lereng Ijen bisa dimanfaatkan . Selain sayuran, rencananya pemkab akan mengembangkan taman bunga di sana.
“Wisatawan yang turun Ijen, bisa menikmati suasanalahan sayuran di sana. Mereka bisa melihat lebih dekat beragam tanaman di sini. Setelah lihat sayuran, turun dikit mereka akan ketemu kebun kopi,” ujar Anas.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Banyuwangi Arief Setiawan mengatakan ini merupakan pertama kalinya Banyuwangi mengembangkan tanaman kentang. Tanaman kentang sendiri merupakan tanaman khas dataran tinggi, 700 meter di atas permukaan laut (dpl). Lokasi areal penanaman kentang di Desa Bawonan ini berada di ketinggian 900 meter dpl.
“Kami memilih kentang untuk dikembangkan petani karena cocok dengan karakteristik tanahnya. Selain itu nilai ekonomisnya juga tinggi,” kata Arief.
Luas lahan kentang yang dipanen petani saat ini 15 hektar dengan per hektar menghasilkan sekitar 30 ton kentang. Dengan demikian panen kali ini petani memanen 450 ton kentang per masa tanam yang mencapai 90 hari. Dengan harga saat ini per kilogram kentang sebesarRp 6.200, tiap hektar tanaman kentang bisa menghasilkan Rp 246 juta.
“Modal yang dibutuhkan perhektarnya sekitar Rp. 112 juta, keuntungan buat petani cukup bagus,” ujar Arief.
Ke depannya, selaian tanaman sayuran yang ditanam saat ini, dinas pertanian bersama petani akan mengembangkan berbagai jenis buah-buahan khas dataran tinggi seperti strawberry dan jeruk manis. Begitu juga beberapa jenis bunga-bungaan.
“Kami juga akan mengembangkan bibit kentang karena lebih tinggi nilai ekonomisnya. Kami berharap kawasan ini juga akan ikut mendukung pariwisata untuk kawasan Ijen,” ujar Arief. (*)
Sumber: https://www.banyuwangikab.go.id/berita-daerah/bupati-azwar-anas-panen-kentang-bersama-petani-di-lereng-gunung-ijen.html